MITOS
Menurut pengertian Yunani-Romawi kuno, MITOS adalah sebuah cerita yang sebenarnya dikisahkan dengan cara yang dirasa masuk akal. Cerita itu menyangkut pemberitaan soal perbuatan-perbuatan para dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh dari zaman purba lainnya. Kronologi di dalam cerita tidak jelas. Para penyalur cerita nampaknya kurang memperhatikannya.
Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa bala atau yang lebih di kenal dengan nama musibah.Di kota-kota besar mitos sudah dianggap sebagai isapan jempol belaka, tetapi di pedesaan ataupun kota-kota kecil masih banyak yang mempercayai mitos walaupun dari sisi sudut pandang logikan tidak masuk akal.
Disini aku akan membahas mitos tentang
Mengapa Waktu Maghrib Kita Dilarang Keluar Rumah?
Sewaktu Aku kecil, ada satu peringatan dari orangtua yang selalu teringat bahkan hingga hari ini. Kalimat yang sering ditiupkan kealam bawah sadarku hingga menjadi sebuah kebiasaan yang selalu kulakukan. Kuyakin diantara Kalian pernah juga dilarang oleh para orangtua untuk tidak keluar rumah pada waktu maghrib. Namun alasan yang mereka sampaikan sungguh berbau mistis seperti, “ jangan keluar kalau maghrib nanti dibawa wewe gombel”, atau “awas looh…nanti kamu diculik genderuwo kalau keluar maghrib-maghrib”.
Beranjak dewasa, kalimat-kalimat tersebut menjadi mitos yang kupertanyakan kebenarannya, apa sebenarnya yang terjai di waktu maghrib sampai para orangtua memberikan larangan tersebut pada anak-anaknya?. Apakah benar hantu, wewe gombel, genderuwo dan segala jenis setan-setanan eksis dan benar adanya hingga menjadi senjata andalan untuk menakuti-nakuti anak kecil supaya patuh tanpa reserve atas perintah ayah ibu-nya?.
Berdasarkan kajian dari sudut pandang agama, ternyata Rosululloh Muhammad SAW melarang keluar pada waktu maghrib berdasarkan hadits berikut :
“Dari Jabir RA, Rosululloh SAW bersabda,’Ketika malam turun, dekatkanlah anak-anak kalian kepadamu, karena waktu itu syaithan berkeliaran, sejam kemudian Kalian dapat melepaskan mereka. Dan tutuplah pintu-pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah. Padamkanlah lampu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah minumanmu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah juga bejanamu dan sebutlah nama Allah, sekalipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya’”. (HR.Bukhari).
Jelas sudah dari hadits tersebut bahwa antara waktu maghrib dan isya ( perhatikan kata sejam kemudian) Kita dianjurkan untuk tidak keluar rumah untuk kebaikan diri kita sendiri. Selain itu hadits tersebut juga mengajarkan untuk menutup pintu, minuman dan setiap wadah yang ada dengan mengucap basmalah, sebagai upaya menghindarkan diri dan keluarga dari gangguan setan. Sementara memadamkan lampu dengan menyebut nama Allah adalah sebuah pelajaran untuk mendapatkan tidur yang berkualitas selepas waktu isya. Karena dengan memadamkan lampu tubuh akan mudah relaks dan tidur lebih cepat.
Kembali pada masalah tidak boleh keluar di waktu mahgrib selayaknya tidak hanya berlaku untuk anak-anak namun juga bagi kita yang sudah dewasa. Bagaimanapun menghentikan sejenak aktivitas diluar rumah bagi mereka yang bekerja diluar dan mampir ke masjid untuk sholat maghrib adalah upaya menghindarkan diri tidak cuma dari gangguan setan secara psikis tapi juga secara pisik mencegah diri dari kecelakaan karena gelombang warna merah akan sangat berbahaya jika bertumbukan dengan cahaya yang menyilaukan mata baik dari sinar lampu jalanan atau sorot lampu kendaraan yang menyebabkan banyak terjadi kecelakaan di waktu maghrib.
Sementara bagi bayi, balita dan anak-anak kita pelarangan keluar rumah memberi pelajaran dan membiasakan anak menjalani pola hidup sehat. Alih-alih membiarkan anak keluar rumah atau justru orangtua mengajak anak jjm (jalan-jalan waktu maghrib) bukankah lebih baik jika anak diajak sholat berjamaah, belajar bersama dan mendongeng. Terlebih bagi para bayi yang masih peka dan dalam masa keemasan memori dan mengimitasi banyak hal. Kebiasaan mengajak para bayi sholat, belajar, membacakan doa harian dan mendongengi akan menjadi sebuah proses pembelajaran yang tersimpan sebagai file dialam bawah sadar yang kelak akan membantu mereka untuk mempelajari sesuatu yang lebih rumit seiring pertambahan usia mereka.
Jika Kita sebagai orang tua, ibu yang mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anak dengan penuh cinta membiasakan diri untuk menahan hasrat keluar rumah di waktu maghrib, kelak sang buah hati pun akan terpola dengan pembiasaan yang telah dilakukan sejak dini. Tidak perlu menakuti-nakuti anak dengan segala cerita mistis sehingga anak jadi takut dengan setan dan kroninya. Akan lebih bijak dan masuk akal jika kita mengajarkan anak dengan kepatuhan kepada Allah, menjadikan Sang Khalik sebagai satu-satunya yang harus ditakuti dengan menjadikan maghrib sebagai waktu yang tepat untuk belajar banyak hal bersama, dirumah, bersama ayah bunda tercinta dengan sulur-sulur kasih dan cinta yang akan menyelisip kedalam sinap sang buah hati agar kelak menjadikan mereka sebagai qurrata a’yyun (penyejuk mata) dalam keluarga.
Berikut adalah beberapa contoh mitos terdahulu yang masih dipercaya sebagian kecil orang sampai sekarang :
- Anak perempuan tidak boleh duduk di pintu, nanti jodohnya jauh. (Menurut logisnya, untuk apa duduk di depan pintu sehingga menghalangi orang yang mau keluar masuk. Lagipula tidak ada korelasi antara duduk di depan pintu dengan jodoh yang jauh. Karena bukankah sejak lahir kita sudah mempunyai takdir, yaitu salah satu contohnya Jodoh itu sendiri.)
- Anak perempuan kalau menyapu harus bersih, kalau tidak nanti dapat suami brewokan. (Jika pun mendapat suami yang brewokan, mungkin ini lebih kepada sudah takdirnya, dan perempuan itu merasa jatuh hati pada suami brewokan itu. Jadi tidak ada masalah dong. Jelasnya, kebersihan itu adalah sebagian daripada iman. Jadi kalau menyapu, diusahakan sebersih-bersihnya.)
- Jangan membeli jarum dan garam di malam hari. Pamali. (Ini zaman waktu penjajhan dulu. Biar kawan kuberitahu, pada zaman dulu kakek & nenek kita kebanyakan belum diterangi oleh listrik di tempat tinggalnya / kampung. Sehingga mbah (kakek/nenek) yang menjaga warung sering salah ambil antara garam dengan gula. Begitu juga saat ada yang beli jarum, karena tidak kelihatan jarinya tertusuk.)
- Anak gadis tidak boleh makan brutu (pantat ayam). (Dalam ilmiahnya pantat ayam itu mengandung banyak sekali lemak. Terlebih lagi metabolisme tubuh perempuan dalam membakar lemak ebih lambat daripada pria.)
- Perempuan hamil tua suaminya tidak boleh mengecat rumah, nanti ditubuh bayinya ada toh (tanda lahir berupa bercak berwarna kehitaman/kebiruan. (Tapi jika seandainya pekerjaan suami dari wanita tersebut bagaimana. Jika tidak bekerja, maka takkan bisa membiayai persalinan dan penghidupan yang layak untuk istri dan anaknya.)
- Anak perempuan tidak boleh makan ikan. (Padahal ikan itu sendiri adalah sumber protein yang tinggi. Mungkin zaman penjajah dahulu, dimaksudkan supaya anak perempuan jadi tidak pintar atau berpikiran maju agar tidak menggerakkan emansipasi.)
- Jangan pernah meletakkan barang di area pintu utama rumah, karena bisa menghambat rejeki. (Logisnya, kenapa harus meletakkan barang di area pintu jika di ruangan lain masih ada tempat untuk itu, lagipula meletakkan barang di area tersebut akan menghambat keluar-masuk orang/barang dari pintu tersebut. Contohnya, jika kawn mendapatkan undian berhadiah berupa barang yang hampir sama besarnya seperti pintu tersebut dan terlebih lagi banyak barang di area tersebut, secara logisnya barang undian tersebut takkan bisa masuk karena area pintu yang sudah dipenuhi oleh bermacam barang. Bukankah ini logis ?.)
- Ruang tidur tidak boleh beratap kuda-kuda, bisa memberikan pressure yang berat pada penghuninya. (Kamar tidur dibuat untuk kenyamanan. Kalau seandainya atapnya bocor karena tertimpa sesuatu, otomatis air hujan bisa langsung turun karena tidak ada pelapis plafon yang membendungnya.)
- Kalau malam tiba dilarang berdiri di bawah pohon agar tidak dibius setan .(Seseorang bisa saja pingsan saat berada di bawah pohon besar di malam hari. Kejadian ini tidak ada hubungannya dengan dibius setan. Ilmiahnya, siang hari tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk bernafas, tetapi pada malam hari tumbuhan membutuhkan oksigen untuk bernafas. Manusia juga memerlukan oksigen untuk bernafas, jadi proses pernafasan manusia akan terganggu ketika berada di bawah pohon pada malam hari oleh tumbuhan/pepohonan tersebut.)
- Tertimpa cicak tandanya sial. (Ini adalah hal syirik, dan lagipula bencana atau musibah hanya ALLAH swt yang tahu.)
- Jangan bersiul pada malam hari, dikarenakan ada hal ghaib yang akan menghampiri (Tetapi mungkin lebih kepada untuk tidak mengganggu orang-orang yang sedang tidur. Di zaman dahulu, bukankah jam 20:00 itu sudah sepi karena larut malam, jadi siulan seperti itu akan terdengar keras)
- Memakai payung di dalam rumah berarti sial (Ini adalah hal syirik, kembali lagi bencana dan musibah hanya ALLAH swt yang maha mengetahuinya).
- Kalo makan di habiskan, soalnya kalo tidak habis, nanti ayamnya pada mati. (Karena memang ini adalah suatu hal yang mendidik agar tidak semudah itu membuang makanan yang zaman dahulu sulit sekali untuk memperolehnya.)
- Jangan bangun tidur pada siang hari, nanti rizkimu di patuk oleh ayam. (Bahwasanya jelas disini, karena seandainya saja kita bangun siang, maka jika kita yang hidup di zaman ini akan membolos kerja. Namun zaman dulu, maka takkan bisa nyambi/nyambut gawe (kerja) berladang, bertani, berternak, dan lain sebagainya. Jika semua itu dilakukan pada siang hari kan tidak akan cukup waktunya.)
Sumber contoh mitos :
Dirangkum dari berbagai macam sumber lewat Google Search Engine